Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus) atau Permintaan diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan situasi tertentu.
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus) atau Penawaran diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga tertentu.
Ceteris paribus berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘segala sesuatu yang dianggap konstan atau tidak berubah’. Frase ini digunakan oleh para ekonom dalam membuat model untuk membatasi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply)
2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Di samping harga barang itu sendiri, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Faktor-faktor tersebut adalah pendapatan konsumen, harga barang lain, ukuran pasar, selera, dan ekspektasi.
a. Tingkat Pendapatan Konsumen
Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa yang ingin dibelinya. Jika pendapatan konsumen meningkat, orang cenderung membeli lebih banyak, dan sebaliknya jika pendapatan menurun orang akan mengurangi barang yang dimintanya. Namun, ada sebagian permintaan barang (khusus pada perubahan pendapatan individual tidak berlaku secara umum) yang menunjukkan hubungan negatif. Artinya, jika pendapatan naik, konsumen cenderung mengurangi permintaan terhadap barang tersebut. Barang tersebut disebut barang inferior. Contoh barang inferior antara lain: barang tiruan (imitasi), barang yang kualitasnya rendah, dan barang yang cepat rusak.
b. Harga Barang Lain yang Berhubungan
Dengan meningkatnya harga barang substitusi (barang yang saling menggantikan), permintaan suatu barang tertentu akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang substitusi itu menurun permintaannya juga akan menurun. Contoh barang substitusi antara lain, kopi dengan teh. Jika harga kopi naik, permintaan terhadap teh akan meningkat karena harga teh lebih murah daripada kopi. Adapun untuk barang komplementer (barang yang saling melengkapi), misalnya, antara gula pasir dan kopi, kenaikan harga gula pasir akan menurunkan permintaan terhadap kopi.
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah yang lebih banyak akan memiliki tingkat permintaan terhadap barang dan jasa yang lebih tinggi daripada wilayah yang berpenduduk lebih sedikit.
d. Selera Konsumen
Jika selera masyarakat terhadap telepon seluler merek tertentu tinggi, permintaan akan telepon seluler merek tersebut lebih tinggi daripada merek lainnya.
e. Harapan atau Ekspektasi Masyarakat
Perubahan atas perkiraan keadaan masyarakat pada masa mendatang akibat kebijakan pemerintah tertentu, misalnya, pemerintahan yang baru akan menaikkan harga BBM. Masyarakat akan meningkatkan permintaan terhadap BBM tersebut bahkan ada yang menimbunnya karena ada kemungkinan kenaikan harga barang tersebut pada masa datang.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Di samping harga barang itu sendiri, faktor lain yang memengaruhi tingkat penawaran barang dan jasa adalah harga input, teknologi, dan ekpektasi produsen.
a. Biaya Produksi
Jika biaya produksi suatu barang relatif lebih rendah dibanding harga pasar, akan memberikan keuntungan kepada produsen dengan menawarkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya jika biaya produksi relatif lebih tinggi dibandingkan harga pasar, perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil. Dengan demikian biaya produksi merupakan kunci utama dalam memengaruhi tingkat penawaran.
b. Teknologi
Perkembangan (kemajuan) teknologi selalu mengandung arti bahwa jumlah input (faktor produksi) yang dibutuhkan lebih sedikit. Rendahnya biaya input akan mendorong produsen untuk lebih meningkatkan output. Laba yang diperoleh pun meningkat. Dengan demikian, perkembangan teknologi, misalnya, penggu naan mesin-mesin otomatis dapat menekan biaya produksi dan dengan demikian akan meningkatkan penawaran.
c. Ekspektasi/Harapan Produsen
Jika petani memperkirakan harga beras akan turun akhir tahun ini, dengan sendirinya petani akan mengurangi produksinya sehingga mengurangi penawaran. Adanya perubahan pada faktor-faktor yang menentukan penawaran akan memengaruhi kurva permintaan. Dengan demikian kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah, demikian juga sebaliknya.
Penawaran menjelaskan Adanya reaksi positif antara perubahan harga dan perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Artinya, setiap terjadi kenaikan harga akan semakin banyak barang yang ditawarkan. Atau sebaliknya, setiap terjadi penurunan harga, akan mengakibatkan semakin sedikit barang yang ditawarkan, jika faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus). (Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)
C. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
3.1. Permintaan
Hubungan antara harga dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam fungsi permintaan. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Qd = f(P)
Keterangan :
Qd = Jumlah barang yang diminta
f(P) = Fungsi dari harga
Terdapat tiga jenis permintaan, yaitu sebagai berikut.
a. Permintaan efektif, adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang diikuti kemampuan daya beli dari konsumen atau pembeli.
b. Permintaan potensial, adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang diikuti kemampuan membeli tetapi belum dilaksanakan oleh konsumen atau pembeli tersebut.
c. Permintaan absurd, adalah permintaan terhadap barang atau jasa yang tidak diikuti kemampuan membayar atau daya beli dari konsumen atau pembeli.
a. Hukum Permintaan
Hal penting yang berkaitan dengan permintaan adalah hukum permintaan. Hukum permintaan berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus, dengan faktor-faktor lain dianggap tetap), kuantitas yang diminta akan berkurang. Demikian juga sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun, kuantitas yang diminta akan bertambah.
Dengan demikian, dalam hukum permintaan, hubungan antara harga dan kuantitas permintaan berbanding terbalik, sehingga kurva permintaan digambarkan sebagai kurva yang memiliki kemiringan (slope) negatif
Contoh Soal (SPMB 2000) :
Jika harga teh jatuh dan permintaan terhadap gula meningkat, maka gula dalam hubungannya dengan teh merupakan barang ....
a. pengganti
b. inferior
c. bebas
d. pelengkap
e. netral
Penyelesaian:
Jika harga teh jatuh dan permintaan gula meningkat, maka gula dalam hubungannya dengan teh merupakan barang komplementer atau pelengkap. Jadi barang komplementer terjadi Px naik maka Dy turun.
Jawaban : D
b. Skedul dan Kurva Permintaan
Ada suatu hubungan jelas antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul atau tabel permintaan yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva permintaan. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau memiliki slope negatif.
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E
Situasi
|
Harga (P) (dalam rupiah)
|
Kuantitas (Q) (dalam unit)
|
A
|
500
|
9
|
B
|
400
|
10
|
C
|
300
|
12
|
D
|
200
|
15
|
E
|
100
|
20
|
3.2. Penawaran
Hubungan antara harga dan kuantitas permintaan dapat dinyatakan dalam fungsi penawaran. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Qs = f(P)
Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
f(P) = Fungsi dari harga
a. Hukum Penawaran
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan penawaran adalah hukum penawaran. Hukum penawaran berbunyi:
Jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah. Demikian juga sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun, kuantitas yang ditawarkan juga akan berkurang.
Dengan demikian, dalam hukum penawaran, hubungan antara harga dan kuantitas penawaran berbanding lurus, sehingga kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang memiliki kemiringan (slope) positif.
b. Skedul dan Kurva Penawaran
Terdapat suatu hubungan yang jelas antara harga suatu barang dengan jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini disebut sebagai skedul penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva penawaran. Kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah atau memiliki slope positif.
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung
Situasi
|
Harga (P) (dalam rupiah)
|
Kuantitas (Q) (dalam unit)
|
A
|
500
|
18
|
B
|
400
|
16
|
C
|
300
|
12
|
D
|
200
|
7
|
E
|
100
|
0
|
Tabel 2 memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen pada berbagai tingkat harga. Perhatikan bahwa Tabel 2 memperlihatkan hubungan langsung atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.
Kurva 2. Penawaran terhadap Jagung |
D. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Produsen selalu mengharapkan keuntungan yang maksimal dengan menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Sebaliknya konsumen selalu mengharapkan kepuasan maksimal dengan harga yang serendah-rendahnya. Produsen dan konsumen akan melakukan tawar-menawar. Proses tawar-menawar tersebut akan menyebabkan harga kesepakatan yang disebut sebagai harga keseimbangan atau harga pasar (market price).
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Tabel 3. Kombinasi Permintaan dan Penawaran Jagung
Situasi
|
Harga (P) (dalam rupiah)
|
Kuantitas yang diminta, Qd (dalam unit)
|
Kuantitas yang ditawarkan, Qs (dalam unit)
|
A
|
500
|
9
|
18
|
B
|
400
|
10
|
16
|
C
|
300
|
12
|
12
|
D
|
200
|
15
|
7
|
E
|
100
|
20
|
0
|
Keseimbangan pasar terjadi, pada saat perpotongan antara kurva permintaan (demand) dan kurva penawaran (supply). Pada harga Rp300,00 di titik E, perusahaan menawarkan sebanyak yang diinginkan konsumen, yaitu 12 unit. Di atas harga Rp300,00 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih besar daripada kuantitas yang diminta sehingga menimbulkan surplus penawaran (excess supply).
Sebaliknya pada harga di bawah Rp300,00 per unit, kuantitas yang ditawarkan lebih kecil daripada kuantitas yang diminta, sehingga menimbulkan kekurangan penawaran dan kelebihan permintaan (excess demand). Terbentuknya harga pasar, merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (buyer) dan penjual (seller).
Namun demikian, pandangan pembeli atau penjual terhadap harga yang terjadi bersifat subjektif, atau dengan kata lain setiap pembeli dan penjual memiliki taksiran yang berbeda-beda terhadap harga pasar tersebut. Dari sisi pembeli, taksiran yang berbeda biasanya dipengaruhi oleh daya belinya, sedangkan dari sisi penjual biasanya dipengaruhi oleh biaya produksinya. Nilai taksiran disebut dengan harga subjektif.
E. Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
5.1. Elastisitas Permintaan
Dalam pembahasan mengenai permintaan dan penawaran kita melihat adanya hubungan yang jelas antara harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan. Tetapi dalam pembahasan tersebut tidak dijelaskan mengenai besarnya reaksi konsumen terhadap adanya perubahan harga dari barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.
Untuk mengukur seberapa besar reaksi konsumen terhadap perubahan harga dan faktor-faktor lainnya, para ahli ekonomi menggunakan konsep elastisitas. Elastisitas adalah rasio yang mengukur perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang memengaruhinya. Adapun pengertian dari elastisitas permintaan adalah rasio yang mengukur derajat kepekaan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga.
5.2. Menghitung Elastisitas Harga Permintaan
Nilai koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
atau
Angka elastisitas harga bernilai negatif, yaitu E=-2 memiliki arti jika harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang tersebut turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastik permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka E dapat disebut dalam nilai absolut. E=-2, artinya sama dengan E=2.
5.3. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan, yaitu elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna, dan inelastik sempurna.
a. Elastik, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga, atau jika nilai koefisien > 1, biasanya terdapat pada barang-barang yang memiliki tingkat substitusi banyak, misalnya pada barang elektronik, seperti televisi dan telepon seluler.
b. Inelastik, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1), biasanya terdapat pada barang yang tidak memiliki banyak substitusi, misalnya garam.
c. Elastik uniter, adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1), terdapat pada sebagian barang elektronik, misalnya vcd player dan dvd player.
d. Elastik sempurna, adalah harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta berubah. Contohnya harga garam dan harga bensin.
e. Inelastik sempurna, adalah berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta. Contohnya harga beras.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan tersebut dapat diringkas pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Tabel 4. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Permintaan
Jenis Elastisitas
|
Keterangan
|
Nilai Koefisien
|
Elastik
|
Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga
|
Ed > 1
|
Inelastik
|
Persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga
|
Ed < 1
|
Elastik Uniter
|
Persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga
|
Ed = 1
|
Elastik Sempurna
|
Tidak ada perubahan harga, jumlah yang diminta berubah.
|
Ed = ∞
|
Inelastik Sempurna
|
Tidak ada perubahan jumlah yang diminta, berapapun perubahan harga
|
Ed = 0
|
5.4. Elastisitas Harga pada Permintaan berdasarkan Kemiringan Kurva
Kurva 4. Elastisitas Harga pada Permintaan berdasarkan Kemiringan Kurva. |
Kurva D1 adalah inelasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas permintaan sama dengan nol (|Ed| = 0).
Kurva D2 – D3, kurva semakin tidur mengakibatkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < |Ed| < ∞.
Kurva D4 adalah elasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas permintaan sama dengan tak hingga (|Ed| = ∞).
Contoh Soal :
Pada saat harga handphone merek tertentu Rp1.600.000,00, jumlah yang diminta 40 unit. Kemudian harga naik menjadi Rp2.000.000,00 jumlah yang diminta turun menjadi 20 unit. Berapakah nilai koefisien elastisitas pada harga permintaan telepon seluler tersebut
Jawaban :
Diketahui:
P = Rp1.600.000,00
Q = 40 unit
∆P = Rp2.000.00,00 – Rp1.600.000,00 = Rp400.000,0
∆Q = 20 unit – 40 unit = –20 unit
Permintaan bersifat elastik karena nilai koefisien lebih besar dari 1. Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa apabila harga naik sebesar 1%, maka jumlah yang diminta akan berkurang sebesar 2%.
5.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi, maka elastisitas permintaannya akan cenderung semakin besar. Barang-barang yang memiliki substitusi cenderung mempunyai elastisitas harga yang lebih tinggi daripada barang-barang yang tidak memiliki substitusi. Jadi jika harga teh naik, para konsumen akan beralih ke barang substitusinya, seperti kopi dan cokelat, sehingga koefisien elastisitas harga dari permintaan teh cenderung tinggi. Sebaliknya, karena tidak ada barang substitusi untuk garam, maka elastisitasnya cenderung sangat rendah.
b. Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa
Semakin besar jumlah penggunaan barang dan jasa, akan semakin besar elastisitas permintaannya. Sebagai contoh, elastisitas aluminium cenderung lebih besar daripada elastisitas mentega. Mentega hanya dapat digunakan sebagai makanan, sedangkan alumunium memiliki ratusan jumlah penggunaan, misalnya untuk kapal terbang, jaringan listrik, dan perabot rumah tangga.
c. Pengeluaran atas Barang dan Jasa
Semakin besar persentase pendapatan yang digunakan untuk pengeluaran barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya cenderung semakin besar. Jadi, permintaan akan mobil cenderung jauh lebih besar elastisitasnya daripada permintaan akan sepatu.
d. Intensitas Kebutuhan
Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar, kenaikan harga sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan. Sebagai contoh, kebutuhan pokok seperti beras dikatakan bersifat inelastik, artinya meskipun harganya naik, masyarakat tetap membutuhkan dan akan membelinya.
e. Masa Penyesuaian
Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah barang dan jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastik. Hal ini disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari pergerakan harga-harga baru. Sebagai contoh, barang elektronik seperti komputer, telepon seluler lebih bersifat elastik, karena tidak mesti diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pembeliannya dapat ditunda sampai suatu waktu saat harganya mengalami penurunan.
5.6. Elastisitas Penawaran
Hal yang berlaku untuk permintaan, dapat pula berlaku untuk penawaran. Elastisitas harga atas penawaran atau elastisitas penawaran adalah sebuah ukuran seberapa besar derajat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga.
5.7. Menghitung Elastisitas Penawaran
Nilai koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
atau
Kita bisa melihat secara langsung bahwa definisi dan rumus elastisitas penawaran tetap sama dengan definisi dan rumus elastisitas permintaan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa jumlah yang ditawarkan bereaksi terhadap harga secara positif (berbanding lurus dengan harga). Hal ini menunjukkan bahwa dalam elastisitas penawaran kenaikan harga akan menciptakan peningkatan jumlah yang ditawarkan, sebaliknya penurunan harga akan menyebabkan penurunan jumlah yang ditawarkan.
Contoh Soal (SPMB 2003) :
Penawaran terhadap benda-benda antik dan langka koefisien elastisitasnya, yaitu ....
a. elastik
b. elastik sempurna
c. inelastik
d. inelastik sempurna
e. elastik uniter
Penyelesaian:
Benda-benda antik dan langka jumlah penawarannya cenderung tetap pada berapapun tingkat harga, sehingga penawarannya bersifat inelastis sempurna (kurva penawaran sejajar dengan sumber vertikal atau harga).
Jawaban : D
Jawaban : D
5.8. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Seperti halnya pada permintaan, terdapat lima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran, yaitu:
a. Elastik, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dari pada persentase perubahan harga, atau jika nilai koefisien >1.
b. Inelastik, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil dari pada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1).
c. Elastik uniter, jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1).
d. Elastik sempurna, jika harga tidak berubah sedangkan jumlah yang ditawarkan berubah.
e. Inelastik sempurna, jika perubahan harga tidak mampu mengubah jumlah yang ditawarkan.
Kelima jenis koefisien elastisitas harga pada penawaran tersebut dapat diringkas pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Tabel 5. Jenis-Jenis Koefisien Elastisitas Harga pada Penawaran
Jenis Elastisitas
|
Keterangan
|
Nilai Koefisien
|
Elastik
|
Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga
|
Es > 1
|
Inelastik
|
Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan harga
|
Es < 1
|
Elastik Uniter
|
Persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga
|
Es = 1
|
Elastik Sempurna
Tidak ada perubahan harga, jumlah yang ditawarkan berubah.
Es = ∞
Inelastik Sempurna
Tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan, berapapun perubahan harga
Es = 0
5.9. Elastisitas Harga pada Penawaran berdasarkan Kemiringan Kurva
Kurva S1 adalah inelasik sempurna ditunjukkan dengan elastisitas penawaran sama dengan nol (Es = 0).
Kurva S2 – S3, kurva semakin tidur mengakibatkan elastisitas semakin besar ditunjukkan 0 < Es < ∞.
Kurva S4 adalah elasik sempurna ditunjukkan elastisitas penawaran sama dengan tak hingga (Es = ∞).
Contoh Soal :
Pada harga Rp3.000,00/lusin jumlah buku tulis ditawarkan sejumlah 100 lusin. Jika harga turun menjadi Rp2.700,00/lusin, jumlah buku tulis yang ditawarkan sebanyak 90 lusin. Tentukan elastisitas penawarannya.
Diketahui:
P = Rp 3.000,00
Q = 100 lusin
ΔP = Rp 3.000,00 – Rp 2.700,00 = Rp 300,00
ΔQ = 100 lusin – 90 lusin = 10 lusin
Penawaran bersifat elastik uniter karena nilai koefisien sama dengan 1. Nilai elastisitas tersebut menjelaskan bahwa jika harga naik sebesar 1%, jumlah yang diminta akan bertambah sebesar 1%.
5.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Sama halnya dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dipengaruhi oleh jumlah persediaan, mobilitas faktor produksi, jangka waktu produksi, dan daya tahan penyimpanan.
a. Jumlah Persediaan
Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva penawaran akan lebih elastik karena dapat segera memasoknya ke pasar jika ada permintaan dari masyarakat. Jika persediaan sudah habis, perusahaan akan kesulitan dalam memasok barang sehingga kurva penawaran akan lebih inelastik.
b. Mobilitas Faktor Produksi
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki mobilitas tinggi, produsen dapat menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya produksi) sehingga penawaran lebih elastik.
c. Jangka Waktu Produksi
Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran barang. Penarawan barang hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian. Untuk menambah penawaran, sektor pertanian membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding sektor industri. Oleh karena itu, penawaran hasil pertanian umumnya lebih inelastik dari sektor industri karena produsen tidak dapat memenuhi tambahan pada pesanan dengan cepat meskipun harga produk pertanian meningkat.
d. Daya Tahan Penyimpanan
Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan, hasil pertanian, umumnya lebih inelastik. Akan tetapi, produk dengan daya tahan lebih lama seperti kulkas, mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastik.
Untuk memudahkan dalam memahami konsep elastisitas harga baik permintaan maupun penawaran, pernyataan yang bisa dijadikan acuan adalah bahwa suatu barang dikatakan bersifat elastik, apabila perubahan harga berpengaruh besar terhadap jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Adapun suatu barang dikatakan bersifat inelastik, apabila adanya perubahan harga kurang berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.
F. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah berbagai dimensi yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan dalam pasar, seperti karakteristik dan jumlah perusahaan, skala produksi dan tingkat kesamaan atau perbedaan dari produk yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan dimensi tersebut, struktur pasar terbagi atas pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan sempurna terjadi apabila tidak ada satupun produsen yang bisa mempengaruhi harga pasar.
Adapun pasar persaingan tidak sempurna terjadi apabila terdapat satu atau beberapa produsen atau konsumen sudah mulai dapat mempengaruhi harga pasar. Bentuk pasar persaingan tidak sempurna antara lain pasar monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik monopsoni dan oligopsoni.
6.1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Pasar persaingan sempurna merupakan jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar.
6.1.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan sempurna jika memenuhi tiga ciri berikut.
1) Terdiri atas Banyak Penjual dan Pembeli
Sifat ini menyebabkan perilaku penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, karena ia hanya merupakan bagian kecil dari unsur pasar secara keseluruhan. Dalam pasar persaingan sempurna seorang penjual atau pembeli dikatakan sebagai pengikut harga (price taker) sehingga harga di pasar bersifat datum, artinya berapapun jumlah barang yang dijual di pasar harganya tetap, karena harga ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di masyarakat.
2) Adanya Kebebasan untuk Membuka dan Menutup Perusahaan (Free Entry and Free Exit)
Maksudnya tidak ada hambatan yang menghalangi suatu perusahaan untuk memulai usaha baru jika dianggap menguntungkan dan menutup usahanya jika dianggap merugikan.
3) Barang yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen
Artinya semua produk kelihatan identik (serba sama) atau tidak dapat dibedakan. Barang yang dihasilkan perusahaan merupakan pengganti yang sempurna terhadap barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain dalam semua aspeknya.
4) Penjual dan Pembeli Memiliki Pengetahuan yang Sempurna tentang Pasar
Maksudnya penjual dan pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna tentang keadaan pasar, yaitu mengenai tingkat harga yang berlaku di pasar dan perubahan-perubahannya. Adanya informasi yang lengkap tentang pasar ini berakibat:
a) tidak ada produsen yang menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar,
b) tidak ada konsumen yang membeli barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,
c) semua sumber daya digunakan sepenuhnya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
5) Mobilitas atau Perpindahan Sumber Ekonomi Cukup Sempurna
Artinya, sumber daya atau faktor produksi dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa hambatan apapun.
6.1.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dianggap sebagai bentuk pasar yang ideal karena banyak memiliki kebaikan jika dibandingkan dengan pasar lainnya. Namun demikian, pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa keburukan. Berikut adalah kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.
1) Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
a) Menggunakan Sumber Daya secara Efisien
Artinya seluruh sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan. Pemanfaatan sumber daya tersebut dilakukan secara efisien sehingga menguntungkan perusahaan dan menambah kemakmuran masyarakat karena dapat memperoleh barang dengan harga murah.
b) Adanya Kebebasan Bertindak dan Memilih
Hal ini sangat bermanfaat untuk membawa perusahaan pada peningkatan kreativitas dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada pengelola perusahaan.
2) Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Di samping memiliki kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa keburukan antara lain sebagai berikut.
a) Kelemahan dalam Asumsi
Pasar persaingan sempurna dalam kenyataannya akan sulit dijumpai sebab homogenitas atas barang adalah sebuah asumsi yang tidak realistis. Selain itu, karena tingkat harga tidak dapat ditawar-tawar lagi akan menyebabkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah menurun.
b) Tidak Mendorong Adanya Inovasi
Penemuan teknologi dan teknik produksi mudah dicontoh oleh perusahaan lain sehingga akan memaksa persaingan produk antar produsen.
c) Membatasi Pilihan Konsumen
Karena dalam pasar persaingan sempurna barang yang dihasilkan homogen, konsumen memiliki pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
d) Menimbulkan Eksploitasi Sumber Daya dan Ongkos Sosial
Jika eksploitasi penggunaan sumber daya tidak dibatasi, pasar persaingan sempurna adakalanya menimbulkan ongkos sosial berupa pencemaran lingkungan. Pada pasar persaingan sempurna permintaan akan barang akan menjadi elastik sempurna, sehingga kurva permintaan berbentuk suatu garis horizontal. Harga merupakan suatu datum, sehingga baik penjual maupun pembeli tidak dapat memengaruhi harga.
6.2. Pasar Monopoli
Secara etimologis, kata monopoli berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata mono yang berarti satu, dan polist yang berarti penjual. Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya produsen tunggal yang berhadapan dengan konsumen/pembeli yang banyak.
6.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Suatu pasar dikatakan berstruktur monopoli, jika ciri atau karakteristiknya terpenuhi. Berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar monopoli sebagai berikut.
1) Hanya ada satu penjual
Karena hanya ada satu produsen, maka harga akan terbentuk langsung. Dalam hal ini fungsi penjual adalah sebagai penentu harga (price maker).
2) Terdapat banyak pembeli, produk tidak memiliki substitusi yang dekat.
Tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik output/produk yang dijual oleh monopolis.
3) Adanya hambatan untuk masuk ke dalam pasar (barriers to entry).
Hambatan untuk masuk pasar merupakan kekuatan utama monopoli. Hambatan dapat berupa hambatan yang timbul secara alami maupun buatan.
Beberapa hambatan yang menyebabkan timbulnya monopoli ini akan menempatkan pendatang lain pada kondisi persaingan yang kurang menguntungkan. Beberapa hambatan itu antara lain sebagai berikut.
a) Produsen memiliki hak paten untuk output yang dihasilkan, seperti hak cipta dan merek dagang.
b) Produsen mempunyai salah satu sumber daya penting dan unik atau produsen memiliki pengetahuan yang lebih daripada perusahaan lain tentang teknis produksi sehingga akan tetap merahasiakannya.
c) Adanya skala ekonomi yang sangat besar dan memungkinkan pasar hanya dapat dilayani oleh satu perusahaan saja sehingga menjadi lebih efisien. Misalnya dalam bidang transportasi, listrik, air dan komunikasi.
d) Produsen memungkinkan untuk menetapkan kebijakan pembatasan harga. Kebijakan pembatasan harga (penetapan harga sampai pada tingkat yang sangat rendah) dimaksudkan agar perusahaan baru tidak ikut memasuki pasar.
6.2.2. Kebaikan dan Keburukan Pasar Monopoli
Pada umumnya, masyarakat tidak menyukai kehadiran pasar monopoli, karena dapat mengeksploitasi pekerja, merusak alokasi sumber daya, dan masih banyak argumentasi yang menunjukkan bahwa kehadiran pasar monopoli kurang disukai. Namun, sebenarnya pasar monopoli juga memiliki beberapa kebaikan.
Berikut kebaikan dan keburukan pasar monopoli.
1) Kebaikan Pasar Monopoli
a) Efisiensi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kelebihan perusahaan monopoli adalah mampu mengakumulasi keuntungan super normal dalam jangka panjang. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam membiayai riset dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan peningkatan efisiensi, maka akan diperoleh output yang lebih besar dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
b) Menghindari Produk Tiruan dan Persaingan yang Tidak Bermanfaat
Jika terlalu banyak perusahaan yang bersaing akan terjadi pemborosan (inefisien). Hal tersebut berdampak pada produk yang dihasilkan tidak berkualitas, dengan tujuan perusahaan hanya mementingkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan pesaingnya.
c) Menimbulkan Skala Ekonomi yang Menurunkan Biaya Produksi
Perusahaan monopoli biasanya merupakan perusahaan besar, sehingga dapat menikmati skala ekonomi yang mampu menurunkan biaya produksi. Hal ini bisa dimaklumi sebab dalam pasar monopoli tidak perlu mengeluarkan biaya penjualan seperti biaya promosi atau iklan seperti halnya dalam pasar persaingan sempurna.
d) Efisiensi dalam Pengadaan Barang Publik
Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar. Barang itu umumnya dikenal sebagai barang publik (public goods). Pengadaan barang publik hanya akan efisien dalam skala besar. Contohnya pengadaan jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi dan air minum.
2) Keburukan Pasar Monopoli
a) Penyimpangan Alokasi Sumber Daya
Kekuatan monopoli menyebabkan penyalahgunaan alokasi sumber daya. Perusahaan monopoli dengan sengaja membatasi tingkat outputnya untuk memaksimalkan laba. Hal ini dilakukan di antaranya dengan menetapkan harga yang tinggi ketika permintaan meningkat dan tidak disertai dengan persediaan barang yang cukup sehingga akhirnya mendorong kenaikan harga.
b) Adanya Ketidakadilan atau Kesenjangan dalam Pembagian Pendapatan
Karena seorang monopolis memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga, ia bisa mendapatkan keuntungan di atas normal dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
c) Mengurangi Kesejahteraan Konsumen
Konsumen harus membayar harga di atas biaya untuk memproduksi komoditas tersebut akan berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan mereka.
d) Adanya Eksploitasi terhadap Konsumen dan Pekerja
Monopoli menimbulkan eksploitasi, baik terhadap konsumen maupun terhadap tenaga kerja. Eksploitasi ini timbul karena monopoli selalu berproduksi (baik dalam keadaan memperoleh laba maupun rugi) pada harga yang lebih tinggi dari biaya marjinalnya (P>MC). Bagi konsumen, hal ini menimbulkan kerugian karena mereka harus membayar harga yang lebih tinggi dari biaya produksinya. Adapun bagi pekerja, mereka akan dibayar lebih rendah dari harga jual yang diterima monopolis.
e) Memburuknya Kondisi Makroekonomi Nasional
Tidak adanya persaingan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas barang yang diproduksi. Keseimbangan dalam pasar monopoli terjadi di bawah keseimbangan ekonomi, karena tidak seluruh terpakai sesuai dengan kapasitas produksi, sehingga menimbulkan pengangguran. Keadaan ini akan melemahkan daya beli, dan memaksa perusahaan memproduksi lebih sedikit lagi. Jika keadaan ini terus berlanjut, kondisi ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk, seperti mengakibatkan stagflasi (kemandegan dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi).
f) Memburuknya Kondisi Perekonomian Dunia
Tuntutan perdagangan bebas memang dapat meningkatkan efisiensi, tetapi tanpa disadari adanya perusahaan-perusahaan besar (terutama perusahaan-perusahaan multinasional/MNC) telah menjadi perusahaan monopoli alamiah. Karena sahamnya dimiliki pihak swasta, tujuan perusahaan ini adalah maksimalisasi laba. Jika dibiarkan terus berlanjut tanpa koordinasi yang baik, akan menggilas perusahaan-perusahaan yang ada di negara-negara sedang berkembang.
Kurva permintaan pada pasar monopoli memiliki kemiringan (slope) negatif yang menunjukkan adanya perbandingan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta. Karena dalam pasar monopoli seorang monopolis merupakan penjual tunggal, kurva permintaan yang terbentuk sama dengan kurva permintaan pasar.
Kurva permintaan seperti ini juga secara tidak langsung menyatakan bahwa jika ingin menjual output lebih banyak, seorang monopolis harus menurunkan harga barangnya.
6.3. Pasar Oligopoli
Secara etimologis, oligopoli berarti beberapa penjual atau produsen. Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran ketika terdapat beberapa penjual, biasanya antara 2 sampai dengan 10 penjual yang menguasai seluruh permintaan pasar. Jika hanya terdapat 2 perusahaan bentuk pasar itu disebut duopoli. Oligopoli dibedakan berdasarkan produknya menjadi oligopoli murni dan oligopoli terdiferensiasi. Disebut oligopoli murni jika terdapat produk homogen, dan disebut oligopoli terdiferensiasi jika produknya mengalami perbedaan corak.
Dalam oligopoli tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijaksanaan sendiri antara lain mengenai kebijakan penetapan harga dan kuantitas produk. Kebijaksanaan ini akan direspons oleh perusahaan lainnya karena akan berpengaruh terhadap penjualan dan keuntungan perusahaannya.
Untuk mengetahui apakah suatu pasar berstruktur oligopoli atau tidak, berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar oligopoli.
a. Terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar
Penawaran satu jenis barang hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan.
b. Barang yang dijual dapat homogen dan juga dapat terdiferensiasi
Barang yang standar biasanya dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan bahan mentah, sedangkan barang yang berbeda corak pada umumnya merupakan barang jadi.
c. Terdapat hambatan untuk keluar masuk pasar
Hambatan dalam pasar oligopoli tidak sekuat dalam pasar monopoli.
d. Satu di antara para oligopoli berperan sebagai market leader
Market leader memiliki pangsa pasar terbesar dan memiliki kekuatan untuk menetapkan harga dan para penjual lain terpaksa mengikutinya.
e. Adanya ketergantungan yang kuat antar perusahaan
Ciri khas keterkaitan ini antara lain adalah penurunan harga suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lainnya. Akan tetapi apabila ada perusahaan yang menaikkan harganya perusahaan lain belum tentu atau tidak mengikutinya.
f. Perusahaan oligopoli biasanya menggunakan promosi melalui iklan
Iklan terutama sangat dibutuhkan untuk oligopolis yang menghasilkan barang berbeda corak dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasai dan merebut pangsa pasar baru.
g. Jumlah penjualnya sedikit (oligo)
Mereka dapat saling memantau setiap gerakan dari semua pesaingnya.
Bentuk pasar oligopoli sangat sulit dianalisis secara grafis (seperti yang dilakukan pada pasar persaingan sempurna maupun monopoli), karena adanya saling ketergantungan antar perusahaan. Contoh pasar oligopoli murni antara lain dijumpai dalam industri semen, perusahaan semen, baja, alumunium dan produk lain yang hampir semuanya distandardisasi. Contoh oligopoli yang terdiferensiasi adalah industri-industri yang memproduksi mobil, rokok, komputer pribadi (PC), dan sebagian besar peralatan elektronik yang pasarnya didominasi tiga atau empat perusahaan besar .
6.4. Pasar Persaingan Monopolistik
Tipe pasar tidak sempurna lainnya adalah pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran ketika terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang serupa tapi tak sama, karena masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Pada hakikatnya pasar persaingan monopolistik berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Oleh karena itu, sifat-sifatnya mengandung unsur pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Bentuk pasar ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Amerika Serikat Edward Chamberlin dan Joan Violet Robinson pada 1930-an. Bentuk pasar ini timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan sempurna yang anggapan dasarnya kurang realistis (misalnya mengenai ciri adanya barang yang homogen). Jika dilihat dari struktur pasarnya, kebanyakan perusahaan termasuk ke dalam kategori pasar persaingan monopolistik.
Pasar persaingan monopolistik menyerupai pasar persaingan sempurna dalam beberapa hal. Namun, ada beberapa ciri atau karakteristik mendasar yang membedakannya. Berikut beberapa ciri atau karakteristik pasar persaingan monopolistik.
a. Terdapat Banyak penjual, Walaupun tidak Sebanyak pada Persaingan Sempurna
Pada pasar persaingan monopolistik tidak ada satupun produsen yang memiliki skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
b. Barang yang Diperjualbelikan Terdiferensiasi (memiliki perbedaan corak)
Hal ini yang membedakan pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna, ketika barang yang dihasilkan oleh satu produsen dapat dibedakan dengan produsen lainnya. Meskipun jenis barang cenderung sama, biasanya tetap bisa dibedakan dari kemasan atau kualitasnya.
c. Adanya Kemampuan Penjual untuk Mempengaruhi Harga
Dalam pasar persaingan monopolistik, produsen memiliki kemampuan memengaruhi harga walaupun tidak sekuat dalam pasar monopoli. Kemampuan ini antara lain terlihat dari upaya produsen untuk mempertahankan ciri khas dan keunggulan dari produk yang dihasilkannya. Misalnya untuk industri deterjen, produk A terkenal dengan keharumannya atau produk B lebih lembut di tangan.
d. Penjual Mudah Keluar Masuk Pasar
Perusahaan lain mudah keluar masuk pasar dengan syarat memiliki kemampuan untuk menciptakan produk dengan corak yang berbeda dan lebih menarik dari produk sebelumnya.
e. Terdapat Kegiatan Promosi
Terdapat kegiatan promosi dapat memengaruhi citra masyarakat terhadap produk yang dihasilkan perusahaan, karena dalam pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mempengaruhi konsumen.
Model persaingan monopolistik Chamberlin berdasarkan beberapa asumsi yang memasukkan hampir semua unsur persaingan sempurna dan juga memasukkan unsur pasar monopoli. Model ini dirumuskan karena adanya rasa ketidakpuasan terhadap model pasar persaingan sempurna yang asumsinya kurang realistis (seperti anggapan jenis produk yang homogen).
6.5. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni biasanya diartikan sebagai suatu keadaan ketika hanya terdapat seorang pembeli tunggal. Tentu saja harus ada dua pihak dalam transaksi jual beli, yaitu penjual dan pembeli. Monopsoni dikatakan ada, tidak hanya jika ada satu pembeli tunggal, tetapi juga jika ada lebih dari satu pembeli yang bertindak bersama-sama seolah-olah mereka adalah pembeli tunggal. Jika semua perusahaan yang ada dalam pasar membeli barang atau jasa yang sama atau menggunakan faktor produksi yang sama, dan mereka bekerja sama dalam kegiatan pembelian serta menentukan harga beli yang sama, sebenarnya mereka bertindak sebagai suatu perusahaan, sehingga model pasar monopsoni dapat diterapkan.
Pasar monopsoni merupakan kebalikan dari struktur pasar monopoli, karena pasar ini merupakan bentuk pemusatan pembeli. Bentuk pasar monopsoni antara lain ditunjukkan oleh adanya permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Dalam monopsoni pembeli berhadapan dengan kurva penawaran yang mempunyai slope positif, tindakannya dapat menaikkan atau menurunkan harga. Umumnya bentuk pasar ini terdapat pada kalangan produsen dan jarang pada kalangan konsumen. Misalnya pembelian tiang listrik dikuasai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
6.6. Pasar Oligopsoni
Pasar oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari dua orang pembeli dengan penawaran dari sejumlah produsen/penjual. Setiap pembeli memiliki peran cukup besar untuk mempengaruhi harga yang dibelinya. Bentuk pasar ini ini merupakan kebalikan dari struktur pasar oligopoli. Seperti halnya monopoli, oligopsoni merupakan bentuk pemusatan pembeli. Oligopsoni merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri atas pembeli-pembeli besar dan pembeli-pembeli kecil.
Jika diringkas penggolongan bentuk pasar ini terlihat dalam Tabel 6.
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Tabel 6. Tipe-Tipe Struktur Pasar
Struktur Pasar
|
Jumlah
Penjual
|
Hambatan
|
Kemampuan
Penetapan Harga
|
Jenis
Produk
|
Contoh
|
Persaingan Sempurna
|
Banyak
|
Tidak ada (sangat mudah)
|
Tidak ada (price taker)
|
Homogen
|
Produk pertanian
|
Monopoli
|
Tunggal
|
Ada (sangat sulit)
|
Sangat besar (price maker)
|
Produknya unik/khas
|
PLN
|
Persaingan Monopolistik
|
Beberapa
|
Tidak ada (relatif mudah)
|
Sedikit
|
Terdiferensiasi
|
Industri, deterjen, dan pakaian
|
Oligopoli
|
Beberapa
|
Cukup besar
|
Dengan kerja sama: sangat besar
|
Homogen dan terdiferensiasi
|
Industri seng, baja (homogen)
|
Tanpa kerja sama: sedikit
|
Industri mobil, rokok (terdiferensiasi)
| ||||
Monopsoni
|
Jumlah pembeli satu
|
Ada (sangat sulit)
|
sangat besar (price maker)
|
Homogen
|
Tiang listrik
|
Oligopsoni
|
Beberapa
|
Cukup besar
|
Dengan kerja sama: sangat besar
|
Homogen dan terdiferensiasi
|
Tembakau, cengkih untuk rokok
|
Tanpa kerja sama: sedikit
|
G. Pasar Komoditas
7.1. Pengertian dan Cara Perdagangan Pasar Komoditas
Pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
Di dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan mobil tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga fasilitas mesin pembuat rangka mobilnya, karena akan lebih efisien bagi perusahaan tersebut apabila membeli mesin dari perusahaan yang bergerak di bidang permesinan. Dengan kata lain, mesin yang dibeli perusahaan tersebut merupakan input perantara untuk memproduksi mobil.
Beberapa komoditas lain yang umumnya diperjualbelikan di bursa komoditas biasanya memiliki standar tertentu, antara lain barang-barang hasil produksi dan industri, hasil pertambangan, hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas-komoditas tersebut antara lain adalah kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga, kapas, lada, gandum, dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
Siapa sajakah yang menjadi anggota bursa komoditas? Anggota bursa komoditas secara garis besar di bagi dua yaitu sebagai berikut.
a. Anggota Biasa
Anggota biasa terdiri atas semua WNI yang memiliki badan usaha formal seperti firma, CV, PT, dan koperasi. Anggota biasa terbagi atas pedagang biasa dan pedagang perantara (pialang).
b. Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa, tidak hanya terbuka bagi WNI, tapi juga perwakilan WNA baik perseorangan maupun badan usaha, investor domestik maupun asing, dan lembaga keuangan nonbank yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri.
Perdagangan di bursa komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (Physical Trading) yang bersifat efektif.
Pada perdagangan fisik terjadi penyerahan barang dari penjual kepada pembeli secara fisik pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian jual beli. Pembayaran dilakukan secara tunai.
b. Perdagangan berjangka (Future Trading) yang bersifat spekulatif.
Dalam perdagangan berjangka, setelah transaksi terjadi tidak secara langsung disertai dengan penyerahan barang dan jasa secara fisik. Penyerahan dilakukan beberapa saat kemudian atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan tingkat harga yang tetap.
Untuk memperlancar transaksi dan memudahkan pengawasan bursa komoditas, pemerintah membentuk Badan Pembina Bursa Komoditas (BPBK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPEBTI).
7.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Komoditas
a. Fungsi Pasar Komoditas
Fungsi pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai tempat atau sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang yang diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai tempat atau sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di pasaran dunia.
3) Sebagai tempat atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat Pasar Komoditas
Manfaat pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi penjual (produsen)
Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi pembeli (konsumen)
Pasar barang dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi pemerintah
Pembentukan pasar barang bagi pemerintah dapat memberi kan tambahan devisa. Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk melakukan berbagai transaksi internasional yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
H. Pasar Input
Sebagaimana Anda ketahui, pasar untuk suatu barang atau jasa tertentu dilihat sebagai ‘tempat’ bertemunya permintaan dan penawaran satu macam barang dan jasa. Kata ‘tempat’ dalam konteks pengertian tersebut bukanlah tempat dalam arti fisik, sebab yang terpenting dalam ilmu ekonomi adalah interaksi antara permintaan dan penawaran barang atau jasa tersebut. Adapun input atau faktor produksi adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan dalam suatu proses produksi. Jadi, pasar input atau pasar faktor produksi adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap terhadap barang atau jasa sebagai masukan (input) pada suatu proses produksi.
Harga faktor produksi ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran faktor produksi. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan permintaan turunan (derived demand), artinya permintaan input bergantung pada permintaan outputnya. Penawarannya sangat bergantung pada sifat-sifat faktor produksinya. Misalnya, penawaran tanah bersifat inelastik sempurna (vertikal) karena jumlahnya terbatas. Ini berarti, berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Tabel 7. Faktor-Faktor Produksi
Faktor Produksi
|
Harga Faktor Produksi
|
Tanah
|
Sewa (rent)
|
Tenaga kerja
|
Upah/gaji (wage)
|
Modal
|
Bunga (interest)
|
Kewirausahaan
|
Keuntungan (profit)
|
8.1. Pasar Faktor Produksi Sumber Daya Alam (Natural Resources)
Faktor produksi sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh yang termasuk faktor produksi sumber daya alam antara lain tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang. Dengan demikian pasar faktor produksi sumber daya alam sebenarnya berkaitan dengan permintaan dan penawaran sumber daya alam (terutama tanah) dari pelaku ekonomi untuk keperluan produksi atau investasi. Balas jasa atas penggunaan faktor produksi tanah di dalam proses produksi adalah dalam bentuk sewa (rent). Misalnya, untuk keperluan membangun rumah, pabrik, gedung-gedung, dan jembatan.
Kurva Permintaan dan penawaran tanah terlihat dalam Kurva 6 berikut.
Kurva permintaan tanah, menunjukkan bahwa semakin tinggi harga tanah, semakin berkurang permintaannya. Adapun penawarannya bersifat inelastik sempurna, yang berarti berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap jumlah tanah yang ditawarkan.
8.2. Pasar Faktor Produksi Tenaga Kerja (Labor)
Sebagaimana halnya faktor produksi sumber daya alam, tenaga kerja merupakan faktor produksi baku, sehingga keberadaannya mutlak diperlukan dalam sebuah proses produksi. Pasar faktor produksi tenaga kerja berkaitan dengan pembentukan harga bagi tenaga kerja itu sendiri sebagai salah satu faktor produksi. Tenaga kerja dalam sebuah pasar dihargai dengan gaji atau upah. Oleh karena itu, upah tenaga kerja terbentuk dari hasil interaksi antara permintaan dan penawaran di berbagai pasar.
Selain berkaitan dengan pembentukan harga, pasar faktor produksi tenaga kerja juga berkaitan dengan waktu kerja, yang meliputi hari kerja dan jam kerja. Misalnya, orang-orang mungkin memutuskan untuk kuliah atau pensiun dini dan bekerja paruh waktu (part time) daripada penuh waktu (full time). Semuanya itu dapat mengurangi jumlah total jam kerja sepanjang hidup mereka. Sementara itu, pada sisi yang lain, keputusan untuk bekerja sambilan dan mencari kerja tambahan akan menambah jam kerja sepanjang hidup mereka.
Kurva permintaan dan penawaran di pasar tenaga kerja adalah seperti tergambar dalam kurva 7, berikut.
Kurva penawaran tenaga kerja berbentuk menekuk ke belakang (backward bending supply curve).
8.3. Pasar Faktor Produksi Modal (Capital)
Seperti dijelaskan sebelumnya, faktor produksi modal dapat diartikan sebagai barang-barang yang diproduksi yang tahan lama dan pada gilirannya dapat digunakan untuk proses produksi barang dan jasa-jasa lebih lanjut. Ada tiga kategori utama dari barang-barang modal sebagai berikut:
a. struktur, seperti pabrik dan rumah;
b. perlengkapan, seperti mobil, mesin, dan komputer;
c. inventarisasi input dan output, seperti mobil-mobil di tempat-tempat dealer.
Dalam hal faktor produksi berupa uang, modal tidaklah selalu berasal dari milik seseorang atau perusahaan sendiri, melainkan dapat berasal dari pihak lain, Misalnya, lembaga perbankan atau pasar modal. Semakin rendah tingkat bunga kredit (biaya investasi), semakin besar tambahan modal yang berasal dari sektor perbankan.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga (biaya peminjaman), semakin besar tambahan modal yang berasal dari pasar modal. Kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari tingkat suku bunga maka permintaan investasi akan meningkat. Sebaliknya, kalau tingkat pengembalian yang diharapkan lebih rendah dari tingkat suku bunga tingkat investasi akan menurun.
8.4. Pasar Faktor Produksi Keahlian (Skill) atau Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Sebagaimana diketahui faktor produksi keahlian atau kewirausahaan adalah keterampilan atau keahlian yang digunakan seseorang dalam mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Kewirausahaan adalah faktor produksi keempat. Bagi sebagian ekonom, faktor produksi kewirausahaan adalah faktor produksi yang memegang peranan vital dan merupakan lompatan besar dalam proses produksi. Wirausaha diartikan sebagai orang yang mampu melihat peluang dengan mengambil risiko tertentu untuk mendapatkan keuntungan.
Rangkuman :
1. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan konsumen terhadap barang dan jasa adalah tingkat pendapatan masyarakat, harga barang lain yang berhubungan, ukuran pasar, selera, harapan atau ekspektasi masyarakat.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran barang dan jasa antara lain adalah harga input, teknologi, harga barang lain yang berkaitan, dan ekspektasi produsen.
3. Permintaan (demand) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
4. Hukum permintaan berbunyi jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas barang dan jasa yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas barang dan jasa yang diminta akan bertambah.
5. Penawaran (supply) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga dan faktor-faktor lain diasumsikan tetap (ceteris paribus).
6. Hukum penawaran berbunyi jika harga suatu barang dan jasa naik (dalam keadaan ceteris paribus), kuantitas yang ditawarkan akan bertambah. Sebaliknya, jika harga-harga barang dan jasa turun, jumlah kuantitas yang tawarkan juga akan berkurang.
7. Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga ketika jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Elastisitas adalah rasio yang mengukur perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang memengaruhinya.
8. Ada lima jenis koefisien elastisitas harga pada permintaan dan penawaran, yaitu elastik, inelastik, elastik uniter, elastik sempurna, dan inelastik sempurna.
9. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan selain harga, antara lain ketersediaan barang substitusi, jumlah penggunaan barang dan jasa, pengeluaran atas barang dan jasa, intensitas kebutuhan, serta masa penyesuaian.
10. Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran selain harga, antara lain jumlah per sediaan, mobilitas faktor produksi, jangka waktu produksi, dan daya tahan penyimpanan.
11. Pasar komoditas atau bursa komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa.
12. Perdagangan di bursa komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan fisik (physical trading) yang bersifat efektif.
b. Perdagangan berjangka (future trading) yang bersifat spekulatif.
13. Pasar input atau pasar faktor produksi adalah interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi.
14. Permintaan input di pasar faktor produksi merupakan permintaan turunan (derived demand), artinya permintaan input tergantung secara tidak langsung pada permintaan outputnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar