A. Jenis – Jenis Makna
1. Makna leksikal dan makna gramatikal (Berdasarkan jenis semantic)
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indra atau makna yang sungguh – sungguh nyata dalam kehidupan kita.
Contoh :
Ø Pak Bejo berjualan kambing di pasar hewan.
Ø Lina duduk di kursi itu.
Ø Bukunya tersusun rapi diatas meja.
Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal
Contoh :
Ø Kami bersalaman ketika tak sengaja bertemu di jalan.
Ø Gadis yang bertopi merah itu adikku.
Ø Di jalan yang ku lewati terdapat pepohonan yang rindang.
2. Makna referensial dan makna non referensial (Berdasarkan ada tidaknya referen)
Makna referensial adalah makna suatu kata yang mempunyai referen.
Contoh :
Ø Dia memakai baju merah.
Ø Rini tinggal di rumah sendirian.
Ø Mawar merah itu indah sekali.
Makna non referensial adalah makna suatu kata yang tidak mempunyai referen.
Contoh :
Ø Ibu dan ayah pergi ke luar kota.
Ø Kamu minta teh atau kopi.
Ø Dia tidak masuk kuliah karena sakit.
3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif (Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa)
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna yang sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif.
Contoh :
Ø Bunga di depan rumahku sudah mekar.
Ø Ibuku adalah wanita yang hebat.
Ø Dia telah menjadi isteri seorang dokter.
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Contoh :
Ø Orang Kristen suka sekali makan babi.
Ø Bininya tinggal sendirian di rumah.
Ø Sudah dua lai ini dia bunting.
4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif (Berdasarkan ada tidaknya hubungan (asosaisai, refleksi) makna sebuah kata dengan makna lain).
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata atau leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh :
Ø Kucing itu berlari mengejar tikus.
Ø Burung-burung itu besarang di atas pohon.
Ø Rumah itu terlihat kotor dan kumuh.
Makna Asosiatif adalah makna yang oleh sebuah kata atau leksem berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatau yang berada diluar bahasa.
Contoh :
Ø Kesetiaannya bagaikan melati yang harum baunya.
Ø Pejabat itu laksana tikus yang sedang menggerogoti uang rakyat.
Ø Gadis itu cantik sekali bagaikan mawar yang baru memekah.
5. Makna Kata dan Makna Istilah (Berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan khusus).
Makna Kata adalah makna yang dimiliki suatu kata yang bersifat umum yang tidak bebas konteks.
Makna Istilah adalah makna suatu kata yang bersifat khusus sesuai dengan bidang kegiatan atau keilmuan tertentu dan bebas konteks.
Contoh :
Ø Tahanan itu kabur dari penjara.
Ø Listrik itu bertegangan tinggi.
Ø Bahan kimia itu mengandung asam.
B. Relasi Makna
1. Sinonimi
Hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara suatu atuan ujaran dengan satuan ujaran yang lainnya.
Contoh :
Ø Yang bisa menggantikan
Pandai = pintar
Dia pandai bermain musik.
Benar = betul
Anita menjawab pertanyaan dengan benar.
Ban = roda
Ban mobilnya bocor.
Ø Yang tidak bisa menggantikan
Pintar x pandai
Dia pintar-pintar bodoh.
Betul x benar
Kebetulan kami bertemu di jalan.
Roda x ban
Roda kehidupan selalu berputar.
2. Antonimi
Hubungan semantik antar dua buahsatuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
Contoh :
Menjual x membeli
Pedagang itu menjual barang dagangannya.
Dia membeli beras di warung.
Besar x kecil
Batu di sungai besar-besar.
Anak itu melempar anjing dengan batu.
Berdiri x duduk
Dia sedang berdiri di depan halaman rumahnya.
Mereka duduk di ruang tamu.
3. Polisemi
Satuan bahasa yang bermakna lebih dari satu.
Contoh :
Kaki meja itu patah satu.
Kepala perusahaan itu sedang memimpin rapat.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula seperti itulah keadaan dirinya sekarang.
4. Homonimi
Dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama, maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
Contoh :
Ø Bisa : Dia bisa mengerjakan soal ujian itu.
Dia terkena bisa ular.
Ø Tahu : ibu sedang memasak tahu.
Anak itu baru tahu kalau tadi malam ada pencuri.
Ø Buku : andini sedang membaca buku.
Belalang adalah hewan yang berbuku-buku.
5. Hiponimi
Hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.
Contoh :
Ø Mawar adalah termasuk jenis bunga.
Ø Merpati merupakan salah satu jenis burung.
Ø Ayam termasuk dalam satwa unggas.
6. Ambiguitas
Merupakan kata yang bermakna ganda atau mendua arti.
Contoh :
Ø Orang malas lewat disana.
Ø Itu adalah lukisan ibu.
Ø Dia adalah penjahit wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar